Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, menyerukan agar Thailand dan Kamboja segera menghentikan eskalasi konflik bersenjata yang tengah berlangsung. Seruan tersebut disampaikan dari Washington sebagai bentuk keprihatinan atas memburuknya situasi keamanan di kawasan Asia Tenggara.
Rubio mendorong kedua negara untuk kembali berpegang pada Deklarasi Damai Kuala Lumpur yang ditandatangani pada 26 Oktober lalu. Kesepakatan itu diteken dalam rangkaian KTT ASEAN di Malaysia, dengan disaksikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Menurut Rubio, deklarasi tersebut sudah cukup kuat sebagai landasan perdamaian, sehingga tidak perlu lagi merancang perjanjian baru. Ia menilai konflik bersenjata yang kembali pecah sejak 8 Desember terjadi karena adanya pelanggaran terhadap komitmen yang telah disepakati sebelumnya.
Terlepas dari bentuk kesepakatan apa pun ke depan, Rubio menegaskan fokus utama saat ini adalah mengembalikan Thailand dan Kamboja ke jalur dialog. Ia menilai perundingan tetap menjadi jalan terbaik untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik semakin meluas.
Dalam waktu dekat, para menteri luar negeri negara-negara ASEAN dijadwalkan menggelar pertemuan pada Senin (22/12/2025). Konflik antara Thailand dan Kamboja menjadi salah satu agenda utama yang akan dibahas. Rubio mengaku telah melakukan komunikasi dengan Menlu Thailand dan berharap kemajuan menuju kesepakatan damai bisa tercapai pada hari pertemuan tersebut atau paling lambat keesokan harinya.
Ia kembali menegaskan pentingnya komitmen terhadap Deklarasi Damai Kuala Lumpur yang telah dirumuskan melalui proses panjang dan tidak mudah. Menurutnya, kesepakatan itu harus dihormati oleh semua pihak.
Sementara itu, dari pihak Thailand, sejumlah pejabat termasuk Perdana Menteri Anutin Charnvirakul menegaskan tidak ada ruang kompromi untuk gencatan senjata selama Kamboja belum menghentikan serangan. Thailand juga menuntut agar ranjau darat yang dipasang di wilayah perbatasan segera dicabut.
Anutin turut menanggapi seruan Presiden AS Donald Trump dengan sikap tegas. Meski Trump sebelumnya sempat mengumumkan bahwa kedua negara telah sepakat menghentikan serangan pada Jumat pekan lalu, kesepakatan tersebut disebut telah dilanggar, sehingga ketegangan kembali meningkat.
Editor : Epictoto
Sumber : mercatotomatopienewark.com